Friday 6 November 2015

Cerita Anak Analisa Minggu



Kisah Jam Dinding

Oleh Ceria Kristi Br Tarigan


Pagi ini sangat cerah. Jendela kamar Tina terbuka lebar agar udara di dalam kamar dapat berganti. Benda di sekitar kamar tersusun rapi. Di ruang kamar, Tina mempunyai jam. Masing-masing terdiri dari jam dinding, jam tangan dan jam beker. Di antara jam itu, jam dinding merasa iri. Dan sekaligus sedih. Mereka mempunyai kelebihan masing-masing. Sementara jam dinding tidak.
Mereka hebat. Aku tidak mempunyai keunggulan seperti mereka. Aku hanya bisa berdiam sendiri. Memutar jarum jam untuk menunjukkan waktu kata jam dinding dalam hati .
“Hei, kenapa kamu? Pagi ini kamu sudah murung. Cuaca sangat cerah”, tanya jam beker.
Percakapan mereka terhenti. Tetap saja Jam dinding sangat iri sekali.
“Andai saja aku seperti mereka, aku pasti dapat diajak kemanapun, melihat-lihat lingkungan yang luas”, ujar jam dinding.
Tina pun pulang sekolah. Kebiasaan Tina selalu memakai jam tangan. Tina meletakkan jam tangan di atas meja. Dekat dengan jam beker. Percakapan diantara mereka pun terjalin. Jam tangan menceritakan kisahnya kepada jam beker.
“Apa yang kamu lihat di luar sana Jam tangan?”tanya jam beker.
“Banyak sekali. Aku menemukan teman-temanku seperti aku. Lalu, aku belajar di sekolah..Aku pasti pintar, jika aku selalu dipakai, di luar sana banyak sekali pemandangan”, jawab jam tangan
“Hei, bisa tidak kamu berhenti bercerita. Kalian jika sudah bertemu selalu bercerita panjang”,  ketus Jam dinding iri.
 “Kami ini adalah sahabat. Aku ingin bercerita tentang apa saja. Lagi pula, ini kan sama-sama kamar kita. Jadi tidak salah kami bercerita. Aku tahu kamu tidak senang kan jika aku bercerita? Sudah lah jam dinding, kamu harus menerima keunggulan kami!” jawab Jam tangan sombong.
“Aku tidak iri padamu. Kamu memang punya kelebihan tapi jam beker tidak,”tambah jam dinding tanpa berpikir panjang
“Aku mempunyai keunggulan. Aku dapat berbunyi untuk membangunkan orang di pagi hari. Kamu lupa! Sementara kamu tidak!” jawab jam beker penuh emosi.
Akhirnya jam dinding kalah. Jam dinding menangis ketika percakapan mereka selesai. Dia pasrah ketika mereka mengatakan hal seperti itu.
“Aku mempunyai nasib malang. Lihat saja kelebihan mereka, jam beker mempunyai bentuk yang kecil dan unik dan dapat membangunkan orang. Lalu, Jam tangan, dia melihat lingkungan luas di luar sana. Sementara aku hanya bisa berdiam diri, seperti penjaga rumah. Bentukku yang bulat dan besar ditambah diselimuti abu. Sedikit pun aku tidak dilirik oleh Tina” batin jam dinding sedih.
Keesokkan paginya, Jam beker tidak berbunyi karena jam beker tidak diatur.  Akibatnya, Tina lama bangun pagi. Namun Tina hari ini libur. Tina dan mamanya berniat untuk membersihkan ruang kamar Tina. Termasuk jam dinding Tina dibersihkan dari debu. Jam Dinding pun senang. Sementara jam beker dan jam tangan iri karena mereka tidak dibersihkan.
Mama Tina meletakkan Jam dinding berdekatan  dengan jam lainnya sebelum digantungkan di dinding. Tina bertanya pada mamanya. Apa keunggulan mereka bertiga. Mamanya menjawab ketiga jam masing-masing sudah ditepatkan pada kewajibannya. Pertama sekali jam tanganlah muncul untuk digunakan di rumah. Namun karena waktu sangat penting dan agar tidak terlalu berat maka terbuatlah jam tangan. Lalu dibuatlah jam beker yang dapat berbunyi untuk membangunkan orang di pagi hari. Semua jam sudah ada masing-masing fungsinya.
 Ketiga jam itu mendengar penjelasan mama Tina. Jam tangan sadar apa yang dikatakan mama Tina. Mama Tina pun merapikan kembali posisi jam dengan semula. Beberapa menit kemudian, mereka  saling menyapa.

                                                                                       Taman Riang, Analisa 09 Agustus 2015

No comments:

ASYIK DI RUMAH, NGAPAIN AJA YA?

4 KEGIATAN ASYIK DI RUMAH DAN BERBAGI CERITA S udah dua bulan aktivitas dilakukan di rumah. Belajar, bekerja dan beribadah. ...